Parenting Wali Murid Kelas 7 SPENDA

Jumat, 1 Nopember 2024

Di hari pertama bulan November, tepatnya jam 1 siang, Bapak Ibu walimurid dari kelas 7 SMPN 2 Kota Mojokerto mengikuti program “Parenting” yang diadakan sekolah  dengan tujuan membangun sinergitas sekolah dan orang tua. Bu Laila memandu acara agar berlangsung hikmat dan membangun hubungan harmonis antara wali murid dan pihak sekolah. Kemudian, Pak Mahmudin memimpin pembacaan doa.

Kepala Sekolah, Pak Mulib, M. Pd, memberikan sambutan, beliau menekankan bahwa perlunya kerja sama antara dua pihak sehingga bersinergi membimbing anak-anak baik di sekolah maupun di rumah. Beliau memaparkan hasil survei yang dilakukan orang tua wali.

“Apakah anda setuju setuju dengan kebijakan sekolah terkait penggunaan HP anak anda di kelas yang hanya dipakai pada saat diperlukan dalam kegiatan pembelajaran dan dikumpulkan kembali di kotak HP ke ruang guru setelah selesai ? Hasilnya 98,6% ya. Dapat disimpulkan bahwa Bapak Ibu walimurid menghendaki sekolah melakukan pengawasan penggunaan gadget,” tuturnya.

Kemudian, Drs. Psi. Antony, dari Lembaga Psikologi Dr. Sutomo Surabaya selaku narasumber, menjelaskan hasil tes psikologi yang didapat peserta didik.

“Kekuatan motivasi dari orang tua sangat penting untuk masa depan anak,” jelas Pak Antony.

Pujian sangat penting bagi anak. Pujian merupakan salah satu bentuk dukungan dari orang tua kepada mereka.

SMPN 2 sangat peduli keselamatan anak-anak selama di jalan. Tak sedikit dari yang bertempat tinggal jauh dari sekolah. Pertimbangan tersebut menjadi dasar untuk mengundang Iptu Sujito, Kanit Laka Lantas Polres Mojokerto Kota dihadirkan dalam acara parenting kali ini.

“Keamanan dalam berkendara dipengaruhi oleh beberapa faktor dari manusia itu sendiri, seperti konsentrasi, pengendalian emosi, teknik berkendara, dan cara berkendara. Oleh karena itu, batasan usia 17 tahun untuk memiliki SIM C tidak semata-mata hanya aturan administratif belaka. Usia tersebut dipilih karena di bawah usia ini, seseorang mungkin belum sepenuhnya matang dalam menghadapi keadaan di jalan raya. Bayangkan jika izin berkendara diberikan pada usia yang lebih muda,” jelasnya.

Mereka yang masih belum stabil emosinya dan memiliki ego tinggi bisa menjadi potensi bahaya di jalan.

“Jadi, sebaiknya anak-anak diantar dan dijemput oleh orang tua. Meski demikian, saat mengantar haruslah menggunakan keamanan dalam berkendara seperti helm,” paparnya.

Bapak ibu wali murid tidak pulang dengan tangan kosong. Mereka membawa hasil tes psikologi anak dan paparan beberapa narasumber dalam acara parenting sebagai bahan pola asuh di rumah, sehingga sinergitas sekolah dan orang tua dapat terwujud dengan baik. (Fifin Misfasiroh)

Kepala Sekolah, Pak Mulib menjelaskan tata tertib sekolah.
Iptu Sujito menjelaskan tata tertib lalu lintas bagi anak SMP.
Drs, Psi, Antony, menjelaskan hasil tes psikologi peserta didik.

Tinggalkan Balasan